From my kitchen

Soto Challenge!

Dalam rangka berpartisipasi dalam acara Indelftnesia 2021, sebuah event tahunan yang diadakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Delft-Belanda (a.k.a PPI Delft).

***

Hai kenangaan! Pernah enggak kamu punya kenangan yang nempel di hati dan akan selalu diingat sampai nanti? Nah, soto ini makanan yang melekat di hati karena dia menjadi sarana penghidupanku selama masa-masa berat pindah ke Jogja. Terus, enggak bisa kalau enggak melow saat ngebahas Soto Jogja Khas Soponyono bikinan Ibu.

Kebetulan, tahun ini PPI Delft mengadakan serangkaian acara bernama Indelftnesia 2021 dengan mengangkat tema acara yang enggak biasa : SOTO! Salah satu dari sekian banyak kegiatan di Indelftnesia adalah kompetisi Photo Challenge, yang biasa disebut Soto Challenge.

Ya Rabbi, makasih banyak yaaa panita, kalian sudah mengambil tema makanan sehingga mewakili kami anak-anak pangan yang enggak bisa kuliah di TU Delft, haha. (Ya iya, secara jurusan pangan adanya di Wageningen UR, bukan di TU Delft).

So, aku, suami (yang masih pelajar), dan anak-anak iseng-iseng ikutan Soto Challenge ini untuk mengisi liburan akhir tahun. Lumayan kaan, kalau menang bisa dapat satu kardus Indomie, lumayan buat pengisi jenuh saat lockdown. So, untuk siapapun yang membaca postingan ini, please kindly check my post on Indelftnesia 2021’s instragram account. Dan klik tombol LOVE untuk like, boleh banget komen dan share!

Berikut cuplikan nya.

***

Netherlands



Story:

Soto Bening Jogja ala Soponyono

Semangkuk soto ini mengingatkanku pada sebuah kedai soto yang menghadap hamparan sawah hijau di daerah Sleman, Yogyakarta. 

Seorang ibu penjual soto menuangkan kuah bening yang kaya rempah ke mangkuk-mangkuk berisi nasi, soun, kol, tauge, bawang daun, seledri, bawang goreng, dan potongan daging goreng. Iya, daging sapi goreng. Disinilah khas-nya. Daging yang gurih, ‘kriuk’ di luar, dan lembut di dalam amat sedap disantap bersama kuah soto yang segar. Hmm, yummy!

Sebelum menyantapnya, jangan lupa tambahkan perasan jeruk nipis, sambal bagi para bucin capcaisin (senyawa rasa pedas di cabai) dan kecap bagi yang suka. Lengkapi dengan si kriuk lainnya yaitu kerupuk yang mampu membuat momen menyantap soto menjadi lebih asyik. Terakhir, bukan soto Jogja kalau tidak disajikan dengan aneka lauk penggoyang lidah ini: perkedel kentang, sate ati ampela, tempe mendoan, dan bakwan. Sumonggo dikedhapi, ampun namung dikedhepi (silakan dicicipi, jangan cuma diliatiin).

♡♡♡

Ah, memori soto memang terlalu berkenang. Walau sekarang kedai Soto Soponyono itu sudah tidak ada lagi, beberapa tahun aku hidup dari rezeki bapak dan ibu yang berjualan soto membuatku selalu memasak soto jika sedang rindu keluarga, rindu Jogja, dan semua kenangannya. Dua anak kembar ini juga ikutan hobi menyeruput kuah soto, apalagi di saat winter seperti ini.

♡♡♡

Beli bawang merah di toko
Dijualnya sama Ibu Dewi
Soto Bening ala Soponyono
Nikmat dan kenangannya selalu di hati

#indelftnesia2021
#theheatison #cookingchallenge
.
This Cooking Challenge event is supported by @indomie @kbridenhaag @mcblushgift

***

Yap, itu dia sekilas tentang Soto Challenge ku. Kami sungguh ikut Soto Challenge ini cuma untuk meramaikan acara teman-teman panitia. Pandemik ini pasti enggak mudah buat mereka untuk tetap mengadakan acara tahunan dengan style yang berbeda. Terus, waktu kompetisi nya pas banget sama liburan akhir tahun. Jadi, kami punya kegiatan bareng keluarga untuk mengisi liburan. Kami benar-benar menikmati prosesnya. Dua hari aku dan anak-anak ublak-ublek di dapur masak soto dan segala ubo rampenya. Ayah bolak-balik tempat belanja, Aziz ikutan nguleg jedug-jeduh geprekin bawang di ulegan batu sambil happy ngeluarin energinya yang tumpah-tumpah. Ziza sibuk geser-geser kursinya buat gintip Bubu lagi ngapain (ngerebus, Bubu? Bakai air ya Bubu?) dan mulutnya sibuk ngunyah kerupuk. Hari ketiga, kami bareng-bareng berantakin ruang tengah dan kamar untuk set-up tempat buat ambil foto karena makluuum kami amatiran. Seharian bener buat ambil foto soto! Besoknya, aku plating lagi buat ambil foto anak-anak yang lagi makan soto. Alhamdulillahnya, Aziz Ziza enjoooy banget ngikutin instruksi ayah dan bubu. Mau ganti baju couple cuma buat foto makan soto, haha! Love you ❤

Terakhir, hari ke 5 adalah proses post editing dan corat-coret. Selsai, kirim ke panitia, done! Besoknya, diupload di instagram Indelftnesia dan mulailah kami share share share ke teman-teman. Dan masya Allah, teman-teman kami super baik! Baru beberapa jam upload, likers foto kami mencapai 150an. Beberapa jam berikutnya tembus angka 200. Yang awalnya cuma mau pasrah karena cuma mau ngeramein aja, jadi sayang dong karena respon teman-teman bikin terharu.

So, postingan ini aku buat sebagai salah satu usaha memperluas jangkauan Soto Challenge-ku, supaya Soto Jogja yang segar dan sederhana itu dikenal banyak orang, supaya PPI Delft dan event Indelftnesia dikenal lebih banyak lagi orang di luar sana dan yang paling penting adalah sebagai wujud rasa syukur dan apresiasi untuk teman-teman yang dengan baik hati mau like, ikutan komen, bahkan reshare! Jazakumullah khaiiir. You are my theraphy!

Dan kamu yang lagi baca tulisan ini, baru tahu tentang Soto Challenge ini dan belum like, dan kamu suka sama foto soto kami, silakan klik di sini dan like foto Soto Bening Jogja Khas Soponyono untuk support Soto Jogja menang di event ini.

Makasih banyaak kalian yang baik hati.

2 thoughts on “Soto Challenge!”

Leave a comment